Posted by : Unknown
Selasa, 11 November 2014
Orang
yang awam masih mempunyai anggapan bahwa Bimbingan Konseling identitik
dengan Polisi Sekolah atau mengurusi anak nakal saja. Padahal sebenarnya
bimbingan konseling adalah sahabat siswa, pembela siswa. Anggapan ini
yang kemudian muncul di benak para orang tua, terutama orang tua yang
tidak mempunyai latar belakang pendidik (guru) bahwa profesi bimbingan
konseling adalah profesi yang tidak mempunyai masa depan. Semakin tidak
popular profesi bimbingan dan konseling dimata masyarakat disebebkan
citra buruk terhadap profesi bimbingan dan konseling
Ketidakpopuleran
ini juga muncul disebabkan banyak orang yang masih menyamakan antara
sekolah/lembaga pendidikan dengan mengajar. Memang benar bahwa profesi
mengajar ialah profesi guru. Namun, yang tidak banyak diketahui
masyarakat bahwa konsep pendidikan bukan saja tentang mengajar namun
membangun karakter (character building). Selain itu pula komponen
di dunia pendidikan (profesi-profesi di dunia pendidikan) tidak hanya
profesi guru saja. Profesi-profesi yang terdapat di dunia pendidikan
yaitu pustakawan (lulusan ilmu perpustakaan), Laborat (lulusan
sains/bahasa), administrasi pendidikan (lulusan administrasi
pendidikan), teknolog pendidikan (lulusan teknologi pendidikan),
psikolog pendidikan (lulusan Psikologi pendidikan), dan konselor
(lulusan bimbingan dan konseling).
Apa itu Bimbingan dan Konseling?
Menurut Prof. Dr. Prayitno, M.Sc.Ed. Guru Besar Bimbingan dan Konseling dari Universitas Negeri Padang bahwa konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami
suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien.
Dari
pernyataan tersebut jelas disebutkan bahwa konseling dilakukan oleh
seorang ahli (profesional) dalam yang mendapatkan pendidikan dan
pelatihan khusus tentang prinsip-prinsip dan teknik-teknik khusus
mengenai konseling. Sehingga tidak semua orang dapat melakukan
konseling. Pendidikan dan pelatihan mengenai konseling, prinsip, teknik
dan landasan-landasan ini yang dipelajari di dalam perkuliahan bimbingan
dan konseling. Sebagai gambaran ada 4 aliran besar di dalam psikologi
konseling (Psikoanalisis, Behaviorisme, Eksistensial-Humanistik dan
Transpersonal), serta menurut zamannya dibagi menjadi 3 yaitu aliran
klasik, modern dan post modern. Stephen Palmer (guru Besar University of
City, US) mencatat ada lebih dari 25 aliran konseling terutama aliran
post modern di seluruh dunia
Ada
profesi lain yang juga berdekatan dengan profesi konselor dan
seringkali tumpang tindih. Tumpang tindih yang dimaksud ialah penggunaan
istilah “konseling” pada profesi ini, dan kewenangan melakukan
konseling. Profesi ini yaitu profesi Psikolog dan Profesi Psikiater.
Profesi Psikolog ialah seorang lulusan S1& S2 Psikologi serta telah
mengikuti profesi psikolog (.Psi.). Sementara profesi Psikiater ialah
lulusan S1 Pendidikan Dokter ditambah Spesialisasi kedokteran Jiwa (Sp.Kj).
Perbedaannya bahwa Psikolog memiliki kewenangan melakukan psikoterapi
pada klien yang mengalami gangguan kejiwaan neurosis dan psikosis serta
berwenang melakukan interpretasi kepribadian (kejiwaan klien) dengan
pendekatan psikologi. Profesi psikiater memiliki kewenangan melakukan
psikoterapi pada pasien yang mengalami sakit jiwa dengan pendekatan
medis (obat-obatan). Misalkan pada kasus pasien Skizofrenia, seorang
psikiater lebih cenderung menggunakan obat-obatan (medis) seperti obat
penenang untuk penyembuhan pasien sementara psikolog menggunakan
pendekatan psikoterapi (psikologis) untuk penyembuhan klien tanpa treatmen obat-obatan.
Jurusan
Bimbingan dan Konseling (BK) juga dikenal dengan nama Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan (PPB). Biasanya, di jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan (PPB) masih dibagi ke dalam program studi
Psikologi (murni) dan Bimbingan dan Konseling. Sehingga di jurusan PPB,
dosen-dosen psikologinya juga adalah dosen yang mengajar di program
bimbingan dan konseling. Hal ini terjadi, seperti di Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung
Peran Bimbingan dan Konseling terhadap masyarakat
Hampir
tidak ada orang yang tidak pernah mengalami masalah dalam hidupnya.
Dengan kata lain semua orang pasti mempunyai masalah, entah masalah itu
kecil atau sangat rumit. Namun, ada orang yang dapat dengan baik
memcahkan persoalannya sendiri, tetapi tidak sedikit pun orang yang
tidak dapat memecahkan masalahnya sendiri sehingga memerlukan bantuan.
Di media massa, hampir setiap hari kita jumpai orang yang bunuh diri.
Bunuh diri merupakan pelarian orang yang frustasi dalam memecahkan
masalahnya. Contoh lain tekanan di pekerjaan yang membuat orang menjadi
stress, persaingan dunia usaha yang begitu keras, banyaknya jumlah
pengangguran, perceraian keluarga, pergaulan remaja yang semakin bebas,
penyalahgunaan narkoba, serta seks bebas yang semakin banyak
kasusnya. Kasus-kasus yang dialami orang-orang tersebut sangat
membutuhkan seorang ahli agar dapat keluar dari permasalahannya yang
rumit. Tetapi apakah hanya masalah negatif seperti itu saja yang menjadi
peran seorang konselor? Ternyata tidak, seorang konselor dapat pula
memberikan konsultasi pendidikan bagi anak-anak yang hendak melanjutkan
studi di SMA/perguruan tinggi atau konsultasi karier bagi pekerja yang
ingin meningkatkan jenjang kariernya. Seorang konselor pun dapat
memberikan jasa tes psikologis bagi seorang yang ingin mengetahui minat,
bakat dan kecerdasannya baik dalam rangka pendidikan maupun karier.
Konselor juga merupakan pemandu bakat yang professional, karena konselor
mengarahkan bakat yang dimiliki oleh seseorang agar dapat berkembang
menjadi lebih baik. Di masyarakat, konselor berperan dalam mengentaskan
persoalan pengangguran melalui pemberian bimbingan pekerjaan,
menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan kerja, menjadi motivator,
pendidikan bagi anak jalanan, kesadaran gender, kesehatan mental serta
memberikan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan keluarga, parenting (pengasuhan
orang tua) dan kesehatan reproduksi. Dengan demikian, seorang konselor
mempunyai peran yang sangat penting dalam masyarakat terutama fungsi
sosial.
Landasan Ilmu Bimbingan dan Konseling
Syarat
utama bagi yang ingin melanjutkan studi di bimbingan dan konseling
ialah menyukai psikologi dan pendidikan. Terutama jika Anda termasuk
siswa yang suka mendengarkan curhat teman atau pandai memberikan solusi
atas suatu permasalahan psikologis yang dialami teman berarti Anda
sangat layak menjadi calon mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Bimbingan
dan Konseling di seluruh perguruan tinggi di Indonesia termasuk kelompok
Ilmu Sosial (IPS). Kendatipun begitu tidak sedikit siswa yang berlatar
belakang IPA mengambil kuliah Bimbingan dan Konseling, sebab justru dari
kelompok IPA yang dapat dengan mudah mengikuti kuliah Bimbingan di
Konseling. Kok begitu? Yups, di Bimbingan Konseling, terdapat
mata kuliah yang juga bernuansa IPA seperti psikologi perkembangan yang
membahas tentang perkembangan individu secara fisiologis, kesehatan
mental, dan statistika. Selain itu, siswa yang berasal dari kelompok IPA
mempunyai logika matematis yang bagus, yang sangat berguna terutama
dalam membantu proses konseling (mencari solusi atas permasalahan
klien), atau membuat aplikasi-aplikasi bimbingan dan konseling yang
menggunakan dasar teknologi informasi. Meskipun kadangkala kurang
memiliki kepekaan sosial dan komunikasi sosial yang baik, seperti siswa
kelompok IPS terutama berkaitan dengan kebudayaan atau hubungan sosial.
Lalu apa saja yang dipelajari di jurusan Bimbingan dan Konseling?
Secara
umum, perguruan tinggi bimbingan konseling di Indonesia pasti
mempelajari: ilmu Pendidikan, Psikologi, Teori dan Teknik Konseling,
serta Teknik Pemahaman Individu.
Ilmu pendidikan
dipelajari sebagai landasan dalam bimbingan konseling yang memang
menfokuskan diri dalam dunia pendidikan. Pada umumnya, mata kuliah ilmu
pendidikan diajarkan pada Tahun 1. Mata kuliah yang termasuk kedalam
ilmu pendidikan adalah Pendidikan Agama, Pendidikan
Pancasila/Kewarganegaraan, Sosiologi Antropologi, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Perkembangan Peserta Didik, Ilmu Alamiah Dasar,
Pendidikan Jasmani, Belajar Pembelajaran, Teknologi Pendidikan,
pengembangan Sistem Pembelajaran, Landasan/Dasar-Dasar Pendidikan,
Evaluasi Pendidikan, Profesi Kependidikan dan Pendidikan Inklusi.
Ilmu psikologi
merupakan induk dari ilmu konseling, sehingga tidak mungkin memisahkan
konseling dengan psikologi. Konseling merupakan psikologi terapan
(terapan dari ilmu psikologi). Perbedaan dengan jurusan psikologi adalah
di Psikologi lebih umum, sementara konseling lebih khusus membahas
tentang ilmu konseling. Pada umumnya nama-nama yang kental dengan
istilah-istilah psikologi, di BK kemudian diubah menjadi nama-nama dalam
istilah BK seperti contohnya matakuliah Psikodiagnostik menjadi
Pemahaman Individu Teknik Testing. Mata Kuliah Psikologi meliputi
Psikologi/Teori-Teori Kepribadian, Psikologi Perkembangan/Perkembangan
Individu, Filsafat manusia, Psikologi Perilaku/Modifikasi Tingkah
Laku/Dasar-Dasar Pemahaman Tingkah Laku, Psikologi Komunikasi/Komunikasi
Antar Pribadi, Kesehatan Mental,
Ilmu
konseling meliputi teori-teori dan aliran konseling, praktikum
pendekatan konseling, serta teknik-teknik konseling. Mata Kuliah Ilmu
Konseling yaitu Teori-Teori Konseling, Bimbingan dan Konseling Kelompok,
Bimbingan dan Konseling Populasi Khusus/ABK, BK Pribadi-Sosial,
Bimbingan dan Konseling Karier, Bimbingan dan Konseling Belajar,
Teknologi Informasi dalam BK, Pengembangan Pribadi Konselor, Bimbingan
dan Konseling Perkembangan, Profesi Bimbingan dan Konseling, Dinamika
Kelompok, Media Bimbingan dan Konseling, Evaluasi dan Supervisi BK,
Survey Bimbingan dan Konseling, Studi Kasus, Bimbingan dan Konseling
Keluarga, Konseling Lintas Budaya.
Sementara
Teknik Pemahaman individu mempelajari tentang penggunaan alat-alat yang
membantu dalam proses konseling seperti penggunaan Tes Psikologis,
teknik wawancara konseling, observasi, case study, dan Problem Checklist. Mata
Kuliah teknik Pemahaman Individu antara lain Statistika, Aplikasi
Stastistik, Pemahaman Individu teknik Non Testing, Pemahaman Individu
teknik Testing.
Selain
itu juga terdapat mata kuliah Praktikum Bimbingan Konseling, di mata
kuliah ini mahasiswa belajar dan latihan praktek memberikan konseling
kepada klien. Mata kuliah yang termasuk praktikum ini yaitu: Mikro
Konseling, Praktikum Konseling Individual, Praktikum BK Kelompok,
Praktikum BK Pribadi-Sosial, Praktikum BK Belajar, Praktikum BK Karier,
Praktikum PI Teknik Testing, dan Praktikum PI Non Testing serta Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL)
Selain
mata kuliah yang disebutkan diatas, setiap perguruan tinggi Bimbingan
dan Konseling juga memiliki mata kuliah pilihan sesuai kekhasan
perguruan tinggi masing-masing. Mata kuliah pilihan merupakan peminatan
mahasiswa dan dipilih berdasarkan minat masing-masing. Misalkan di
Universitas Sebelas Maret (UNS) terdapat mata kuliah pilihan Cyber
konseling (Konseling Jarak Jauh), dan Konseling Traumatik; di UHAMKA
Jakarta terdapat Kosneling Industri, Konseling Pemasyarakatan&Sosial
Kemasyarakatam dan Konseling Kesehatan; di Universitas Negeri Jakarta
(UNJ) terdapat mata kuliah Bimbingan Konseling Anak, Konseling Berbasis
Gender, Konseling NAPZA, Konseling Krisis di Sekolah, dan Konseling
Untuk Anak Berbakat.
Apakah ruang lingkup bimbingan dan konseling hanya di pendidikan saja?
Pertanyaan
ini yang sering muncul baik dikalangan calon mahasiswa, maupun
mahasiswa bimbingan dan konseling sendiri. Pada seluruh perguruan tinggi
bimbingan dan konseling, gelar sarjana Bimbingan dan Konseling yaitu
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) bidang Bimbingan Konseling serta Magister
Pendidikan/S2 (M.Pd.) bidang Bimbingan Konseling. Beberapa perguruan
tinggi bimbingan konseling lebih memfokuskan mahasiswanya menjadi
konselor pendidikan (konselor sekolah/Guru Bimbingan dan Konseling)
seperti yang terjadi di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas
Negeri Malang (UM) Sehingga hampir pasti ruang lingkup bimbingan dan
konseling hanya di lingkup pendidikan saja. Namun, ada pula perguruan
tinggi yang juga memperlebar ruang lingkup bimbingan konseling tidak
hanya di dunia pendidikan, seperti di Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW) Salatiga yang juga membuka bidang konseling industri. Kendatipun
gelarnya tetap Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Seorang
lulusan bimbingan dan konseling setelah lulus S1 Bimbingan dan
Konseling dapat menempuh Pendidikan Profesi Konselor (PPK) yang sampai
dengan saat ini baru tersedia di Universitas Negeri Padang (UNP) dan
Universitas Negeri Semarang (Unnes). Lulusan PPK disebut dengan Konselor
(Kons.). Dengan adanya sertifikat kons. dan lisensi dari ABKIN
(Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), seorang konselor dapat
membuka praktik konseling untuk masyarakat umum tidak hanya konseling
pendidikan saja, tetapi dapat pula konseling keluarga, konseling
pernikahan, konseling anak, konseling remaja, konseling karier.
Sementara itu konseor juga berwenang memberikan tes psikologis (tes
bakat, minat dan kecerdasan) apabila telah memiliki sertifikat Tes
Psikologi yang dapat ditempuh di Universitas Negeri Malang (UM) atau
lulus pada jenjang pendidikan S2 Magister Pendidikan Bimbingan Konseling
dengan konsentrasi Testing Psikologis di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung
Bidang-Bidang Konseling (Spesialisasi)
-
Konseling Pendidikan
Pendidikan
merupakan institusi pembinaan anak didik yang memiliki latar belakang
social budaya dan psikologis yang beraneka ragam. Dalam mencapai maksud
dan tujuan pendidikan banyak anak didik yang menghadapi masalah dan
sekaligus mengganggu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Masalah yang
dihadapi sangat beraneka ragam, diantaranya masalah pribadi, sosial,
ekonomi, agama dan moral, belajar, dan vokasional. Masalah-masalah
tersebut seringkali menghambat kelancaran proses belajar, meskipun
masalah yang dihadapi tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan
akademik. Penyelenggara pendidikan, khususnya tenaga pendidikan
bertanggung jawab membina anak didiknya sehingga berhasil sebagaimana
yang diharapkan, termasuk mereka yang mengalami masalah.Konseling pada
latar pendidikan ini telah banyak dikenal di Indonesia. Di Amerika,
klinik konseling juga didirikan di sekolah dan pusat-pusat pendidikan
pada awal perkembangan konseling, misalnya di Pennsylvania University
pada tahun 1896.
-
Konseling Vokasional/Karier
Konseling
vokasional dapat pula disebut dengan konseling karier atau employment
counseling. Konseling ini selain berkaitan dengan usaha membantu dalam
penempatan tenaga kerja juga membantu klien yang memiliki
masalah-masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya dalam
hubungan dengan pejabat di atasnya, dan penyesuaian dengan pekerjaan
baru. Konseling vokasional ini menduduki fungsi yang sangat penting
dalam rekrutmen dan penempatan tenaga kerja sebuah perusahaan atau
departemen. Departemen Tenaga Kerja Amerika juga menggunakan konseling
vokasional untuk menempatkan para veteran Perang Dunia II pada
bidang-bidang yang lebih tepat. Di masyarakat industri, konseling
vokasional ini semakin dibutuhkan baik bagi industri untuk peningkatan
usaha-usahanya dan bagi pekerja untuk peningkatan penyesuaian kerja dan
prestasi kerja.
-
Konseling Keluarga dan Perkawinan
Konseling
yang berkenaan dengan masalah-masalah keluarga, meliputi hubungan antar
anggota keluarga (ayah, ibu, anak), peranan dan tanggung jawab
masing-masing anggota keluarga. Hidup berkeluarga berarti melakukan
penyesuaian baru, terutama yang berhubungan dengan tanggung jawab
sebagai suami istri. Dalam banyak hal, membangun keluarga tidak semudah
yang dibayangkan oleh para remaja. Banyak situasi yang harus
diselesaikan dengan cara yang amat rumit termasuk perceraian.Konseling
perkawinan dan keluarga bermaksud membantu menyelesaikan masalah-masalah
psikologis yang dihadapi kedua belah pasangan, sehingga dalam
menjalankan fungsi-fungsi keluarga mereka lebih dapat diterima kedua
belah pihak dan dapat membangun keluarga secara lebih baik.
-
Konseling Agama
Konseling
agama (religion counseling) digunakan untuk membantu klien yang
mengalami masalah-masalah yang berhubungan dengan agama, misalnya
keragu-raguan akan nilai-nilai agama, kebimbangan dalam mengikuti
aliran-aliran keagamaan, terjadinya konflik keyakinan keagamaan dengan
pola pemikiran dan sebagainya. Konseling agama biasanya dilakukan
terhadap klien yang seagama dengan konselor, dan diselenggarakan untuk
membantu orang-orang yang bermasalah keagamaan.
-
Konseling Rehabilitasi
Konseling
rehabilitasi merupakan konseling yang dilakukan terhadap orang-orang
yang sedang dalam proses rehabilitasi. Rehabilitasi berarti proses
mempercepat sosialisasi atau berfungsi secara wajar dari keadaan
sebelumnya, misalnya rehabilitasi setelah bertahun-tahun mengalami
perawatan medis, rehabilitasi karena menjalankan hukuman, dan
sebagainya. Seseorang yang di penjara misalnya membutuhkan pelayanan
konseling. Konseling tersebut bermaksud membantu klien agar tidak
mengalami masalah-masalah setelah keluar dari penjara (lembaga
pemasyarakatan). Sebagian orang yang di penjara mengalami perasaan yang
tidak diinginkan, seperti rasa tertekan, malu kepada masyarakat atau
cemas tidak diterima oleh lingkungan sosialnya nanti. Konseling
rehabilitasi ini juga dimaksudkan membantu klien yang cacat secara
fisik, untuk mengembalikan persepsi dan emosi sehingga memandang dirinya
secara positif dan dapat berbuat lebih tepat sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
-
Konseling Traumatik
Konseling
traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang mengalami
trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami
diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk
mengatasinya sebaik mungkin.
-
Konseling Industri
Konseling
Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang karyawan yang
mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan
tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling
bertujuan untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan. Kesehatan mental
yang baik berarti bahwa orang-orang merasa nyaman akan mereka sendiri,
baik terhadap orang lain, dan sanggup memenuhi kebutuhan hidup. Awal
mula dikenalnya konseling karyawan adalah pada tahun 1936 di Western
Electronic Company, Chicago. Diyakini bahwa inilah pertama kali
perusahaan menggunakan istilah “konseling personalia” bagi pelayanan
pembimbingan kwan. Kepuasan kerja karyawan pasti meningkat sebagai hasil
dari konseling.
Prospek Lulusan Bimbingan dan Konseling serta Jenjang Karier
Lulusan
S1 Bimbingan dan Konseling sebagian besar terserap di dalam dunia
pendidikan terutama jenjang SMP/Mts dan SMA/SMK/MA, namun ada juga
beberapa lembaga pendidikan terutama swasta yang membutuhkan tenaga
konseling untuk TK, PAUD dan SD.
Selain
itu kebutuhan akan dosen bimbingan dan konseling sangat besar di
perguruan-perguruan tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan banyak dosen
BK yang sudah menjelang masa pensiun, serta banyak dosen BK yang
ternyata tidak berlatar belakang BK. Sementara perguruan tinggi BK
membutuhkan dosen yang berlatar belakang BK secara linier (S-1 dan S-2
Bidang bimbingan dan konseling) untuk mendapatkan nilai akreditasi yang
baik. Sehingga peluang menjadi dosen BK sangat terbuka lebar. Misalkan
di Universitas Sebelas Maret Surakarta dari 15 dosen yang ada, hanya
terdapat 7 dosen yang berlatar belakang S-1 dan S-2 BK dan itupun 14
orang adalah dosen yang sudah menjelang masa pensiun (diatas usia 55
tahun), sementara hanya mempunyai 1 dosen muda.
Sementara
jenjang karier lulusan BK pada umunya menjadi pegawai negeri sipil.
Seorang lulusan BK dapat memulai karier dari menjadi Guru BK,
Koordinator Guru BK, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah bidang bimbingan dan konseling, Kepala Dinas Pendidikan
Kota/Provinsi. Tidak sedikit pula lulusan BK yang berkarier sebagai
kepala sekolah atau pengawas sekolah. Ada pula lulusan BK yang menjadi
Rektor Perguruan Tinggi seperti Bpk Prof. Dr, Sunaryo Kartadinata yang
merupakan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Dekan Fak.
Ilmu Pendidikan UPI Prof. Dr. Ahman yang juga merupakan lulusan BK.
Selain itu tidak sedikit lulusan BK yang mempunyai posisi penting di
institusi sekolah maupun perguruan tinggi.
Bagi
yang ingin berwirausaha dapat mendirikan Lembaga Konseling, Jasa
Layanan Tes Psikologi, ataupun Lembaga Konsultasi Pendidikan. Kebutuhan
terhadap layanan Konseling ini semakin besar terutama di kota-kota besar
dimana masyarakatnya semakin terbuka, dan memiliki tingkat stress yang
tinggi, Dewasa ini kebutuhan akan konseling anak dan konseling
pendidikan, luar biasa banyaknya. Akan tetapi sedikitnya lulusan BK yang
mau mengisi peluang ini, menjadikan konseling anak lebih dikuasai oleh
psikolog anak sementara konseling pendidikan/karier lebih diisi oleh
praktisi-praktisi yang bahkan tidak punya latar belakang
psikologi/pendidikan/konseling melainkan belajar dari pengalaman.
Lembaga Konseling yang sudah ada yaitu Multikarya Konseling dapat
diakses di http://www.multikaryakons.com/
Bidang
lain yang dapat diisi oleh lulusan BK adalah HRD/Pengembangan SDM di
instansi/dunia usaha dan industri, bank; Tenaga Konselor di Pusat
Rehabilitasi, Lembaga Pemasyarakatan, Perkumpulan Keluarga berencana
Indonesia (PKBI); Konsultan pengembangan SDM; Motivator; Badan Penasehat
Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kementerian Agama; Konselor dan
Konsultan Pendidikan di Lembaga-Lembaga Bimbingan Belajar (LBB).
Tips memilih program studi Bimbingan dan Konseling yang Bagus
Sudah
menjadi pengetahuan umum, bahwa kualitas lulusan bergantung pada
kualitas perguruan tingginya. Kualitas perguruan tinggi dapat dilihat
dari nilai akreditasinya. Perguruan tinggi yang baik kualitas
pendidikannya, mempunyai nilai akreditasi A. Ada beberapa perguruan
tinggi bimbingan konseling di Indonesia yang mempunyai akreditasi A
untuk jenjang S-1: Perguruan Tinggi negeri (PTN) yaitu Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Negeri Malang (UM),
Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Negeri Surabaya
(UNESA), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Padang
(UNP) sementara perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Ahmad Dahlan
(UAD), Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW), Universitas
Katolik Indonesia Atmajaya Jakarta, Universitas Muhammadiyah Dr. Hamka
(UHAMKA) Jakarta. Jadi bagi Anda yang tertarik mempelajari Bimbingan dan
Konseling perhatikan akreditasi perguruan tinggi yang hendak Anda tuju,
karena Bimbingan dan Konseling yang berakreditasi baik menunjang
kompetensi Anda di bidang bimbingan dan konseling. Sementara perguruan
tinggi yang mempunyai akreditasi kurang hanya sekeder memberikan gelar
saja, tetapi sangat minim fasilitas dan ilmu serta kompetensi yang
didapatkan.
Sumber : http://himcyoo.wordpress.com