Posted by : Unknown Jumat, 17 Oktober 2014






 
BAB I
PENDAHULUAN 

 
  1. Latar Belakang 

    Dalam rangka usaha layanan bimbingan serta pemberian bantuan melalui usaha layanan konseling adalah merupakan bagian yang sangat penting. Bahkan para ahli mengatakan layanan konseling adalah merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan. Oleh karena itu para petugas dalam bidang bimbinngan dan konseling perlu kiranya memahami dan dapat melaksanakan usaha layanan konseling itu dengan sebaik-baiknya.
    Proses pendekatan dalam konseling adalah merupkan suatu usaha untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dicapai disini adalah perubahan pada klien, baik dalam bentuk pandangan, sikap, sifat, maupun ketrampilan yang lebih memungkinkan klien untuk dapat menerima dirinya sendiri, serta pada akhirnya klien dapat mewujudkan dirinya sendiri secara optimal.
    Maka dari itu diperlukan adanya konselor yang dapat mengatasi permasalahn yang ada pada klien, karena pentingnya permasalahan dalam konseling maka penulis merasa perlu untuk untuk mengambil judul "Masalah-Masalah yang Dihadapi Oleh Konselor" makalah ini hanya sekedar pengantar masalah yang dihadapi konselor saja. dan kami mengharapkan saran, kritik dan tambahan untuk kemajuan kami.

     
  2. Rumusan Masalah
    1. Apa sajakah masalah-masalah yang dihadapi konselor?

     

    BAB II
    PEMBAHASAN

     
    Secara garis besar masalh yang dihadapi olehm konselor dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
  • Masalah-Masalah yang Berkaitan Personal-Sosial Individu
    Kebutuhan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Berbagai masalah personal yang dapat dialami individu diantaranya:
    • Konflik dan Frustasi
    Dalam kehidupan sehari-hari biasanya individu, kadang-kadang mengahadapi beberapa motif yang saling bertentangan. Dengan demikian individu mengalami konflik psikis, yaitu pertentangan batin, suatu kebimbangan, suatu keragu raguan. Apabiala individu melakukan kegitan dan berhasil maka timbul kebahgiaan. Tetapi jika gagal dalam mencapi tujuannya maka individu akan mengalami kekecewaan. Jika kecewa itu selalu berulang maka akan mengggannggu keseimbangan psikis, baik emosi atau tindakannya. Hal itu berarti individu tersebut dalam keadaan frustasi. Dengan demikian frustasi merupakan rasa kekecewaan yang mendalam karena tujuannya tidak tercapai. 
    Dalam beberapa faktor yang dapat memicu timbulnya frustasi antara lain:
    • Frustasi Lingkungan, Frustasi yang disebabkan oleh rintangan yang terdapat dalam lingkungan.
    • Frustasi Pribadi, frustasi yang timbul karena perbedaan antara kemampuan dan keinginan. Atau ada perbedaan antara ideal self dengan real self.
    • Frustasi Konflik, yaitu frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dalam diri seseorang.
    • Stres
    Stres adalah fenomena siko fisik yang dapat dialami oleh setiap orang. Stres adalah perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan, baik fisik ataupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap stressor (stimulus yang berupa peristiwa, objek atau orang) yang mengancam, mengganggu, membebani, atau membhayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, dan kesejahteraan hidup.
    Gejala sters antara lain aalah:
  1. Gejala Fisik, antara lain sakit kepala, sakit lambung (Maag), hipetensi, sakit jantung atau jantung berdebar-debar, insomnia (sulit tidur), mudah lelah, keluar keringat dingin , kurang selera makan, sering buang air kecil, maupun diare.
  2. Gejala Psikis, diantaranya : gelisah atau cemas, kurang biasa konsentrasi, sikap apatis, ikap psimis, hilang rasa humor atau murung diam seribu bahasa, malas, mudah marah, bersikap agresif dsb. 
Faktor yang memicu stes yang biasa disebut stressor antara lain : (a) Stressor Fisik Biolosik, seperti penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik, atau kurang berfungsinya anggota tubuh. (b) Stressor Psikologi, seperti berburuk sangka, iri hati, dendam, sikap bermusuhan dsb. (c) Stressor Sosial, yang disebabkan oleh iklim kehidupan keluarga seperti, hubungan keluarga yang tidak harmonis, atau faktor pekerjaan, juga dimungkinkan karena iklim lingkungan.
  • Masalah adaptasi 
Proses penyesuaian diri sering menimbulkan masalah terutama bagi individu itu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhn sesui dengan lingkungannya maka disebut "Well adjusted". Dan jika sebaliknya jika individu gagal dalam proses penyesuaian diri disebut "maladjusted".
Ciri-ciri orang yang Well adjusted adalah orang yang mampu merespon (kebutuhan dan masalah) secara matang, efisien, puas, dan sehat wholesome. Yang dimaksud efisien adalah hasil yang diperoleh tidak banyak membuang energi, waktu, dan terhindar dari kekeliruan.sedangkan wholesome adalah respon individu itu sesuai dengan hakikat kemanusiaannya, seperti sikap persahabatan, toleransi, dan memberi pertoloangan. Dapat pula dikatakan sorang memiliki penyesuai diri yang normal apabila mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah secara wajar tidak merugikan diri sendiri dan lingkungannnya, dan sesuia dengan norma-norma..
  • Masalah yang berhubungan dengan akademik
    • diagnosa kesulitan belajar
    faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bersumber dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu 
    baik bersifat fisik maupun psikis. Faktor eksternal, meliputi aspek sosial baik yang hadir langsung seperti Radio, TV, dsb. Dan non sosial seperti waktu, tempat, suasana lingkungan, dengan adanya masalah dalam belajar, maka diperlukan layanan bimbingan belajar baik yang bersifat prefentif maupun bersifat kuratif.
    • Multiple Intelegennce (Kecerdasan Majemuk)
    Terdapat 2 jenis tes yang sangat berperan untuk mengukur kemampuan yakni tes kemempuan (ability test) dan tes kepribadian (personality test), tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka konsep intelegensi pun dipandang secara luas bukan Cuma kecerdasan saja tetapi ada delapan kecerdasan, kecerdasan itu adalah : 
    • Intelegensi Linguistik
    • Intelegensi Logika Matematika
    • Intelegensi Kinestika Tubuh
    • Intelegensi Visual Ruang
    • Intelegensi Musikal
    • Intelegensi Interpersonal
    • Intelegensi Intrapersonal
    • Intelegensi Naturali
    • Kecerdasan Emosional
    dikemukakan oleh daniel goleman, kecerdasan emosional merujuk pada kemampuan memahami diri, mengelola emosi, memnfaatkan emosi secara produktif, empati, dan membina hubungan.
    • kecerdasan spiritual (spiritual Quotion)
    SQ dapat daiartiakan sebagai kemampuan untuk mengenal dan memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan nilai, menempatkan berbagai kegiatan dan kehidupan dalam konteks yang lebih luas, kaya dan memberikan makna, serta mengukur atau menilai bahwa salah satu langkah kehidupan tertentu lebih bermakna dari pada yang lainnya.
    Karakteristik individu yang memiliki SQ yang tinggi:
  1. bersifat fleksibel
  2. memiliki kesadaran yang tinggi
  3. memiliki kemempuan untuk menghadapi penderitaan dan mengambil hikmah darinya.
  4. Memiliki kemampuan dalam menghadapi dan mengatasi rsasakit.
  • Pengembangan kreativitas
Beberpa ahli psikologi berpendapat bahwa kreatifitas harus terbatas pda penemuan suatu ide atu konsep baru yang sebelumnya tidak diketahui oleh manusia. Sebgian ahli lain menyatakan bahwa kreatifitas meliputi usaha yang unik dari individu meski bagi orang lain hal itu bukan baru lagi. 
Pemecahan masalah secara kreatif terdiri dari 4 tahap : (1) tahap menemukan fakta (Fact finding), (2) tahap menemukan masalah (problem finding), (3) tahap menemukan gagasan (ide finding), (4) tahap menemukan Masalah (solution finding).
Ciri-ciri manusia yang kreatif
1. hasrat ingin tahu besar, 2. mempunyai inisiatif, 3. panjang akal, 4.berkeinginan untuk menemukn dan meneleliti, 5. cenderung lebih suka lebih suka melakukan tugas yang sulit dan berat, 6. selalu ingn mendapatkan pengalaman baru, 7. percaya pada diri sendiri, 8. berfikir fleksibel.
Ada ahli yng membedakan masalah yang dialami sseorang itu atas enam kelompok masalah yaitu: 

  1. masalah pengajaran atau belajar
    Problem yang dialami oleh seseorang sehubungan dengan kegiatan pengajaran (prosess belajar) seperti:
    1. tidak men getahui bagaiman belajar yang baik
    2. tidak tahu bagaimana membaca buku dengan baik
    3. tidak mengetahui bagimana caranya mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
  2. Masalah pendidikan
    masalah atau kesulitan yang dialami oleh seseorang dalam situasi pendidikan pada umumnya, seperti:
    1. Mengalami kesulitan dalam memilih sekolah.
    2. Tidak mengetahui car memilih juruan yang cocok 
    3. Tidak dapat menyesuaikan diri pada waktu berada pada tingkat pendidikan yang dicapai. 
  3. masalah pekerjaan
    Masalah-masalah yang timbul dalam diri individu, dan menyiapkan diri dan menempatkan diri dengan pekerjaan, seperti :
    1. Tidak tahu bagaiman memilih pekerjaan yang cocok dengan keadaan dirinya.
    2. Tidak tahu pekerjaaan apa yang tersedia dan sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya.
    3. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaaan yang dikerjakan sekarang. 
  4. Masalah penggunaaan waktu senggang
    Ialah persoalan yang dilami oleh individu yang sehubungan dengan bagaimana cara menggunakan waktu luangnya, sehinggga berisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya. Seperti:
    1. Tidak tahu bagaimana mengisi waktu senggang dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif
    2. tidak merasa ada waktu yang terluang
    3. sering ngebut kalau ada waktu yang terluang
  5. Masalah-Masalah sosial
    Persoalan-persoalan yang dialami oleh individu sehubungan dengan manusia lain, dan bagaiman agar ia merasa bahagia bila berda dalam kelompoknya. Maalh yang timbul:
    1. Tidak dapat mengadakan interaksi dengan teman sebayanya.
    2. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan anggota kelompok
    3. Selalu merasa rendah diri bila berhadapan dengan anggota lainnya.
  6. Masalah pribadi
    Maslah-masalah yang dialami individu disebabkan oleh keadaan yang ada dalam dirinya sendiri dan bersifat sangat komplek. Contoh:
    1. Keresahan pribadi atau gejala penyakit jiwa
    2. Merasa malu yang sangat besar karena pertumbuhan fisik yang terlalu cepat (pada Masa pubertas
    3. Merasa Gelisah yang tidak menentu)

     


     
BAB III

KESIMPULAN

Secara garis besar maslah yang dihadapi konselor dibagi menjdi dua:
  1. Masalah-masalah yang berkaitan personal-sosial individu
  2. Masalah yang berhubungan dengan akademik

 

Tetapi ada juga yang membagi masalah ke dalam enam bagian yaitu:
  1. masalah pengajaran atau elajar
  2. Masalah pendidikan
  3. masalah pekerjaan
  4. masalah penggunaaan waktu senggang
  5. masalah-masalah sosial
  6. Masalah pribadi

 

 
REFERENSI
Dra. Siti munifah M.Pd, Bimbingan Konseling, STKIP Ponorogo, 2006
Drs. Slmeto, Bimbingan di Sekolah, Bina Aksara, Jakarta, 1988

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Blogger templates

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Social Icons

- Copyright © PSIKOLOGI PENDIDIKAN BIMBINGAN -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -